Jambu Air banyak manfaatnya !
Daging buahnya mengandung pektin tinggi, sehingga cocok untuk dipakai
sebagai bahan pengendap (settling agent). Minyak atsiri yang diekstrak dari
daunnya mengandung 27% d a-pinena dan 24% l-limonena, yaitu dua monoterpena
siklik (cyclic monoterpene), yang menyebabkan bau yang menyenangkan dari minyak
itu. Beberapa bagian tanaman, seperti biji, daun, batang, akar, dan kulit kayu,
beracun karena adanya alkaloid jambosin dan asam hydrosianida. Botani
Berperawakan pohon yang selalu hijau, tingginya mencapai 10 meter, dan diameter
batangnya 50 cm, sering bercabang rendah, dan tajuknya padat yang terbentuk
oleh cabang-cabang yang memencar lebar; batangnya berbentuk galah,
kadang-kadang bersegi empat ketika masih muda; pangkal batangnya kadang-kadang
terpilin, dengan kulitnya berwarna coklat, beralur dan licin. Daunnya
berhadapan, berbentuk lonjong-lanset, berukuran (9-26) cm x (1,5-6) cm,
menjangat tipis, pangkalnya berbentuk pasak, ujungnya luncip, lembaran sebelah
atas berwama hijau tua berkilap, lembaran sebelah bawah berwarna hijau muda dan
mempunyai kelenjar berbintik yang samar-samar, tangkai daunnya 5-6(13) mm
panjangnya. Perbungaannya pendek, bertipe payung menggarpu, muncul di ujung
ranting atau di ketiak daun, panjangnya 5-10 cm, berbunga 45(-10) kuntum;
bunganya berukuran besar, lebarnya 5-10 cm, berwarna putih sampai putih
kehijauhijauan; daun kelopaknya bercuping empat, berbentuk agak bundar,
ukurannya sampai 10 mm x 7 mm; daun mahkotanya 4 helai, agak bundar,
diameternya 15-18 mm, berwarna putih sampai putih kehijau-hijauan; benang
sarinya sekitar 400 utas, panjangnya mencapai 4 cm; tangkai putiknya mencapai 4
cm panjangnya, gagang bunganya mencapai 1,5 cm panjangnya. Buahnya bertipe buah
batu, berbentuk bulat sampai bulat telur, diameternya 2,5-5 cm, bermahkotakan
daun kelopak dan tangkai putik yang tidak rontok, berwarna kuning
keputihputihan, kadang-kadang merah jambu sampai merah, berbau harum;
perikarpnya berdaging, berwarna merah muda sampai kuning. Bijinya 1–2(–4)
butir, berbentuk agak bulat, diameternya 1-1,6 cm, berwarna coklat, berkulit
kasar, bersifat poliembrioni. Pohon jambu mawar ini mengeluarkan daun secara
serentak yang kurang-lebih sinkron, juga munculnya bunga secara serentak pula.
Bunganya muncul setelah suatu masa istirahat, misalnya pada musim semi untuk
daerah subtropik, dan pada akhir musim kemarau untuk Jawa Timur. Bualinya
matang 3 bulan setelah bunga mekar. Aroma yang mirip air mawar yang khas inilah
yang menjadi ciri pembeda dengan jenis-jenis lainnya.
Manfaat :
Buah segarnya agak sepat rasanya, dan sering dibiarkan untuk dipungut oleh
anak-anak. Buahnya juga sering dimasak atau diawetkan dengan berbagai cara
untuk dimanfaatkan di rumah-tangga. Dapat juga disuling untuk diperoleh ‘air
mawar’ yang dikatakan orang sama baiknya dengan air mawar yang berasal dari
daun mahkota bunga mawar. Minyak atsirinya yang berwarna kuning, bermanfaat
untuk industri wewangian, berasal dari daun yang disuling. Kayu terasnya berat
dan keras, cocok untuk kayu konstruksi. Akan tetapi, kayu ini sangat rentan
terhadap serangan rayap, dan tidak tahan lama di tanah. Kulit kayunya,
berdasarkan berat kering, mengandung 7 % tannin, dan digunakan dalam penyamakan
dan pewarnaan. Tanaman ini merupakan jenis sumber madu (melliferouf species)
dan tanaman hias; berkat bentuknya yang teratur, dedaunannya yang menarik dan
penampilannya yang mengagumkan waktu bunganya mekar, merupakan tanaman yang
cocok untuk pinggir jalan dan lain-lain. Beberapa bagian tanamannya digunakan
untuk obat kuat atau peluruh kencing.
Syarat Tumbuh :
Jambu mawar adalah tumbuhan tropik yang telah masuk ke wilayah subtropik.
Tanaman ini tumbuh subur sampai ketinggian 1200 m dpl. Pada tempat yang lebih
tinggi dan mendekati batas wilayah subtropik, tumbuhan ini tidak mampu berbuah.
Jambu mawar masih tahan hidup sampai suhu minimum serendah 0° C. Tanaman
mudanya memerlukan naungan dan lingkungan yang lembap, tetapi pohonnya yang
sudah mapan bersifat lebih bandel. Pohonnya lebih menyukai iklim basah, tetapi
dapat juga tumbuh di iklim muson yang meningkat ke musim kering. Belumlah jelas
apakah pembungaan dan/atau pembentukan buah dipengaruhi oleh keadaan kering;
anjuran-anjuran untuk memastikan dicapainya kelembapan tanah, dan hasil
pengamatan bahwa pohon jambu mawar tidak mudah meluruhkan daunnya menunjukkan
bahwa pohonnya tidak betulbetul- tahan kering. Sebaliknya, dikatakan orang
bahwa pohon jambu mawar toleran terhadap angin dan gararn. Sebenarnya tidak ada
batasan yang jelas tentang korldisi tanah yang dibutuhkan; pohonnya mampu
mengatasi sistem pengairan yang buruk, juga penggenangan, dan dapat tumbuh pada
berbagai tipe tanah. Keasaman yang dianjurkan adalah antara 5,5-7,0.
Pedoman Budidaya :
Jambu mawar umumnya diperbanyak dengan benih. Benihnya tidak mempunyai masa
dormansi dan dapat berkecambah dengan baik. Dari sebutir benih sering tumbuh
3–8 kecambah, yang sebagian besar sama sifatnya dengan tetuanya. Cara
perbanyakan lainnya adalah pencangkokan, penempelan, dan penyambungan.
Pencangkokan umum dilakukan di India
dan Bangladesh
pada saat pohon sedang istirahat. Cangkokan itu ditanam setengah tahun
kemudian. Jambu mawar dapat ditempelkan pada batang bawah yang berumur 10-12
bulan, menggunakan metoda Forkert yang telah dimodifikasi; Syzygium pycnanthum
Merr. & Perry dan Syzygium samarangense (Blume) Merr. & Perry dapat
pula dipilih sebagai batang bawah. Jarak tanamnya kira-kira 5 m x 6 m. Pada
awal pertumbuhannya diperlukan naungan. Masa juwananya berlangsung 4-5 tahun;
pohon asal cangkokan dapat berbuah pada umur 4 tahun
Pemeliharaan :Pohonnya hampir
tidak memerlukan perhatian yang khusus.
Hama dan Penyakitb : Jambu mawar tampaknya
tidak banyak menderita karena serangan serangga hama, tetapi merupakan inang untuk beberapa
lalat buah (Anastrepha dan Ceratitif spp., juga Daw spp.). Tanaman ini diserang
oleh beberapa jamur yang menyebabkan bercak daun, antraknosa, dan busuk akar.
Panen dan Pasca Panen : Buah
jambu mawar apabila akan dimakan dalam keadaan segat harus ditangani dengan
hati-hati dan dipasarkan secepat mungkin. Buahnya mudah lecet-lecet dan mudah
kehilangan kerenyahannya. Buah jambu mawar tergolong nonklimakterik. Tiga hari
setelah panen, respirasi dan produksi etilenanya menurun sampai masing-masing
50% dan 10% dari nilai awalnya. Warna buahnya tidak berubah selama dalam
penyimpanan.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar